Al Mujadillah dan Al Jumu'ah
A.
AL MUJADILLAH & AL JUMU’AH
Agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits
sebagai tuntunan dan pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya
mengatur dalam segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan
tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan kerja.
Rasulullah SAW bersabda: “bekerjalah untuk duniamu
seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan
kamu mati besok.” Dalam ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas
lebih baik dari pada tangan di bawah, Memikul kayu lebih mulia dari
pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari pada mukslim yang lemah. Allah
menyukai mukmin yang kuat bekerja.” Nyatanya kita kebanyakan bersikap
dan bertingkah laku justru berlawanan dengan ungkapan-ungkapan tadi.
Etos Kerja Muslim didefenisikan sebagai
sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja
itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan
juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh. Sehingga bekerja yang
didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang
muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah
yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat
dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah, menunjukkan sikap
pengabdian sebagaimana firman Allah, “Dan tidak Aku menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”, (QS. adz-Dzaariyat : 56).
Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT. Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, dan menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia. Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar menjaga gengsi agar tidak dianggap sebagai pengangguran. Karena, kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim.
Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT. Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri, dan menurunkan derajat identitas dirinya sebagai manusia. Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar menjaga gengsi agar tidak dianggap sebagai pengangguran. Karena, kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang muslim.
1. Al-QUR’AN
SURAH AL-MUJADILAH 58: 11, TENTANG KEUNGGULAN ORANG YANG BERIMAN DAN BERILMU
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ
فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: “Hi orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: ‘berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan;
‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah maha mngetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S
Al-Mujadilah, 58; 11)
Kesimpulan isi atau kandungan ayat 11 aurah Al-Mujadilah
antara lain sebagai berikut:
a.
Suruhan untuk memberikan kelapangan kepada
orang lain dalam majelis ilmu, majelis zikir, dan segala majelis yang sifatnya
menaati Allah SWT dan rasul-nya.
b. Apabila
disuruh bangun untuk melakukan hal-hal yang baik dan diridai Allah, maka
penuhilah suruhan tersebut dengan segera dan dengan cara yang sebaik-baiknya.
c.
Allah SWT mengangkat orang-orang beriman atas
orang-orang yang tidak beriman beberapa derajat tingginya, dan Allah SWT
mengangkat orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan atas orang-orang yang
beriman tetapi tidak berilmu pengetahuan beberapa derajat tingginya. Ringkasnya
Allah SWT meninggikan derajar orang-orang beriman, teristimewa orang-orang
beriman lagi berilmu pengetahuan.
Penjelasan
a.
Ayat Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11
isinya antara lain berkaitan dengan adab atau tatakrama yang harus diterapkan
dalam majelis-majelis yang baik dan diridai Allah SWT. Misalnya majelis ta’lim,
majelis ilmu pengetahuan dan teknologi, majelis zikir, dan majelis salat jum’at
berjamaah.
b.
Ilmu pengetahuan mempunyai banyak keutamaan.
Perbuatan ibadah yang tidak dikerjakan sesuai dengan ilmu tentang ibdah
tersebut, tentu tidak akan di terima Allah SWT.
2. SURAH
AL-JUMU’AH, 62: 9-10, TENTANG DORONGAN AGAR RAJIN BERIBADAH DAN GIAT BEKERJA
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ
إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari
jum’at,maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan lah jual
beli, yang demikian itu lebih baaik bagimu. Jika kamu mengetahui,”
فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaralah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(Q.S
Al-Jumu’ah, 62: 9-10)
Seruan
Allah SWT terhadap orang-orang beriman atau umat islam yang telah memenuhi
syarat-syarat sebagai mukalaf untuk melaksanakan salat jumat. Agar dapat
melaksanakan salat jumat umat islam diwajibkan untuk meninggalkan segala
pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan berjual-beli umat islam yang memenuhi
aeruan Alah SWT tersebut tentu akan memperolrh banyak hikmah.
Umat
islam yang telah selesai menunaikan salat diperintah Allah SWT untuk berusaha
atau bekerja agar memperoleh karunia-nya, karunia Allah SWT itu antara lain:
ilmu pengetahuan, harta benda, jabatan, kesehatan, kekuatan, kedamaian, dan
kesejahteraan. Di mana pun dan kapan pun kaum muslimin berada serta apa pun
yang mereka kerjakan,. Mereka di tuntut oleh agamanya agar selalu mengingat
Allah SWT. Insya Allah dengan cara-cara seperti itu umat islam akan meraih
keberuntungan.
Mengacu
kepasa Q.S. Al-Jumu’ah: 9-10, umat islam diperintah oleh agamanya agar
senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib, seperti salat, dan selalu
giat berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai islam (etos kerja yang
islami). Termasuk ke dalam etos kerja yang islami antara lain : belajar secara
sungguh-sumgguh, bekerja keras, dan berkrya secara produktif sehingga dapat
mendorong keadaan ke arah yang lebih maju.
Komentar
Posting Komentar