Cara Awet Cantik Alami

Assalamu’alaikum.

Yuk, sama-sama kita mencari tahu soal busana muslimah.
           
            Tren berbusana muslimah di kalangan perempuan  Indonesia belakangan ini merupakan fenomena yang sangat menggembirakan dan harus kita syukuri. Dimanapun kita berada pasti kita menjumpai wanita muslimah dengan busana muslimahnya yang sangat anggun dan indah untuk dilihat. Teknologi yang semakin modern juga tak luput dari perkembangan ini, media terus memberikan informasi tentang  para aktris atau pulic figure yang mulai mengenakan pakaian muslimah dan menyadari pentingnya menutup aurat dalam Islam.
           Tapi, jika perilaku berusana muslimah hanya dikarenakan tren dan bukan karena keinginan dari dalam hatinya yang ingin melaksanakan ajaran islam yang memerinahkan kaum hawa untuk menutup auratnya. Ini akan mengakibatkan penyimpangan ajaran islam. Sebab, di era globalisasi saat ini banyakl tren-tren busana muslim yang kurang mematuhi ajaran berbusana muslim dalam islam, dan bahkan sudah banyak muslimah yang berusaha untuk menutupi auratnya secara islami tapi akhlak dan perilakunya belum mencerminkan makna hakiki dari ajaran islam. Contohnya banyak muslimah berjilbab namun masih berpacaran, berkhalwat dengan lelaki yang bukan mahramnya, bergoncengan berdua dengan mesra, tidak sopan dengan orang yang lebih tua, berbicara kasar (kotor), melawan orang tua dan sebagainya.

       Untuk itu kita perlu mengetahui makna berbusana muslim/muslimah dan menutup aurat dalam islam.

1.  Makna Aurat

          Aurat berasal dari kata awira yang artinya hilang perasaan. Menurut bahasa aurat berarti aib, malu dan buruk. Menurut istilah dalam hokum islam, aurat adalah batas minimal bagian tubuh yang wajib ditutupi karena perintah Allah swt.  Pada umumnya aurat berarti hilang cahayanya atau lenyap pandangannya sehingga tidak baik dipandang, memalukan dan mengecewakan.


2.  Makna Jilbab dan Busana Muslimah
Dalam bahasa Arab, jilbab dikenal dengan khimar. Secara emotologi, jilbab adalah sebuah pakaian yang lonbggar untuk menutupi seluruh tubuh perempuan kecuali muka dan kedua telapak tangan. Untuk menutup bagian dada hingga kepala wanita yangb digunakan untuk menutup aurat perempuan dikenal juga kerudung, hijab dan sebagaianya.
Busana muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita islam yang dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, serta yang dipergunakan untuk kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat banyak yang ada disekitarnya.
3. Perintah Menutup Aurat

Perintah menutup aurat sesungguhnya adalah perintah Allah Swt. yang dilakukan secara bertahap. Perintah menutup aurat bagi kaum perempuan pertama kali diperintahkan kepada istri-istri Nabi Muhammad saw. agar tidak berbuat seperti kebanyakan perempuan perbuat pada saat itu (QS. Al-Ahab 33:32-33). Setelah itu, Allah Swt. Memerintahkan kepada istri-istri Nabi agar tidak berhadapan secara langsung dengan laki-laki yang bukan mahramnya (QS. Al-Ahzab 33:53). Selanjutnya, karena istri-istri Nabi juga perlu keluar rumah untuk mencari kebutuhan rumah tangganya, Allah Swt.  Memerintahkan mereka untuk menutup aurat apabila hendak keluar rumah (QS. Al-Ahzab 33:59). Dalam ayat ini, Allah Swt. Memerintahkan untuk memakai jilbab, bukan hanya kepada isti-istri Nabi dan anak-anak perempuannya, tetapi juga kepada istri-istri orang yang beriman. Dengan demikian, menutup aurat atau berbusana muslimah adalah wajib hukumnya bagi seluruh wanita yag beriman.

 B. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang perintah Berbusana Muslim / Muslimah
Ø QS. Al-Ahzab : 59
Allah SWT berfirman:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩

      "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Allah SWT berfirman:

وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ

     "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung." (QS. An-Nur: Ayat 31)
Ø  Kandungan Q.S Al-Ahzab:59
Dalam ayat ini, Rasulullah Saw. Diperintahkan untuk menyampaikan kepada istrinya dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan membedakan dengan perempuan nonmukminah. Hikmah lain adalah agar mereka tidak diganggu. Karena denan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan Al-Qur’an ini untuk menanggapi gangguan kaum kafir-Quraisy terhadap para mukminahb terutapa para istri Nabi Muhammad saw. Yang menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu budak tidak mengenakan jilbab. Itu sebabnya untuk melindungi kehomatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Ø Kandungan Q.S. An-Nur:31
Dalam ayat ini Allah Swt. berfirman kepada seluruh hamba-Nya yang mukminah agar menjaga kehormatan diri mereka dengan cara menjaga pandangan, menjaga kemaluan, dan menjaga aurat. Dengan cara menjaga ketiga hal tersebut, dipastikan kehormatan mukminah akan terjaga. Ayat ini merupakan kelanjutan dari perintah Allah Swt. Kepada hamba-Nya yang mukmin untuk menjaga pandangan, kemaluan, dan batasan aurat. Berikut penjelasannya.

1. Menjaga Pandangan
Pandangan diibaratkan “panah setan” yang siap ditembakan kapan saja. “panah setan” ini adalah panah yang jahat yang meruakan kedua pihak sekaligus (sipemanah dan yang dipanah). Panah yang dimaksud adalah pandangan liar yang tidak menghargai kehormatan diri sendiri dan orang lain. Zina mata adalah pandangan haram. Al-Qur’an memerintahkan kita agar menjaga pandangan supaya tidak merusak keimanan karena mata adalah jendela hati.
2. Menjaga Kemaluan
Orang yang tidak bisa menjaga kemaluannya pasti tidak bisa menjaga pandangannya. Karena menjaga kemaluan tidak akan bisa dilakukan jika seseorang tidak bisa menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah hal yang sangat penting dalam menjaga kehormatan. Karena dengan terjerumusnya kedalam zina bukan hanya harga dirinya yang rusak, orang terdekat disekitarnya seperti orang tua, istri/suami, dan anak serta keluarga akan ikut tercemar.
Allah swt. Sangat melaknat orang yang berbuat zina dan menyamaratakannya dengan orang yang berbuat syirik dan membunuh. Sungguh tiga perbuatan dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah swt.
3. Menjaga Batasan Aurat
Telah dijelaskan dengan rinci dalam hadist Nabi, Allah swt. memerintahkan kepada setiap mukminah untuk menutup auratnya kepada mereka yang bukan mahram, kecuali yang biasa tampak dengan memberikan penjelasan siapa saja boleh melihat diantaranya anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak ada hasrat terhaap wanita.
Disamping ketiga hal diatas Allah swt. menegaskan bahwa walaupun auratnya sudah ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan dengan berbagai cara termasuk dengan menghentakkan kaki supaya gemerincing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja dengan membuka aurat. Oleh karna itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk bertubat karena hanya dengan taubat dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk mengubah sikap, kita akan beruntung.
Jadi, yang namannya cantik alami tidak hanya dari penampilan dan perawatan sana-sini dan ini itu saja agar bisa tampil cantik alami. Yang terutama adalah cantik batinniyah. Yaitu berhati bersih, jujur, murah senyum, ramah, serta selalu berbuat baik terhadap sesama, berbusana yang menutup aurat, dan senantiasa menjalankan perintah Allah swt.. jika kita sudah melakukannya, inshaAllah kita akan senantiasa cantik di dunia dan di akhirat kelak.

Semoga ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dan kita senantiaa berada dalam lindungan dan rahmat dari-Nya.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Luqman ayat 13-14

Kitab-kitab Allah SWT

Keterkaitan Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 159 Dengan Sikap Demokrasi dan Bersatu Dalam Keberagaman